Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Agung Setiawan

Agung Setiawan (20), seorang pekerja bangunan, tewas karena gerinda yang dipegangnya melukai leher kirinya. Peristiwa terjadi di rumah yang sedang dibangun di Jalan Saibun, RT 8 RW 4, Kelurahan Susukan, Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur, Senin (23/5/2011) pukul 11.15 WIB. Januar Alfi (21), keponakan Suharyanto, menjelaskan, saat kejadian, ia ada di bengkel di seberang rumah yang sedang dibangun. Suharyanto (39) adalah orang yang mempekerjakan Agung, pemuda asal Ponorogo, Jawa Timur, itu.

Januar melihat Agung berdiri di tangga kayu sedang menghaluskan profil lisplang rumah yang terbuat dari semen. Tak berapa lama kemudian, ia mendengar teriakan minta tolong disertai kerumunan orang. Tampak Agung dipapah. Darah membasahi sekitar bawah tangga. Saksi mata Yuli (59), yang rumahnya berada di depan tempat kejadian, mengatakan, menjelang kecelakaan kerja itu, ia masih melihat korban membawa gerinda besi di tangan kanan. "Tiba-tiba gerinda yang dipegang Agung menyala. Agung kaget. Gerinda menyabet leher bagian kiri Agung," tuturnya.

Darah mengucur deras, tapi Agung masih sempat turun dari tangga. Warga berlarian menolong. Mengutip seorang warga yang menolong korban, Januar, luka di leher kiri korban dalam. Warga yang menutup luka Agung dengan tangannya mengatakan, setelah luka ditutup oleh tangan warga, darah muncrat dari mulut korban," ungkapnya.

Sementara itu, seorang warga lainnya mematikan listrik di gerinda. "Sampai di bawah, Agung langsung kejang-kejang," kata Yuli. Warga lalu membawa Agung ke Rumah Sakit Pasar Rebo, Jakarta Timur. Di sana, Agung meninggal. Kanit Reskrim Polsek Metro Ciracas Inspektur Satu Entong Rahardja mengatakan, kejadian tersebut murni kecelakaan kerja.

"Dua saksi sudah dimintai keterangan di Polsek Ciracas. Mereka adalah Asmawi (35) dan Suharyanto, bos korban," kata Entong di lokasi. Menurut Januar, menurut rencana, hari Senin Agung selesai mengerjakan penghalusan profil. "Sebelum kejadian, dia sempat mengatakan kepada saya, profil yang belum dihaluskan tinggal sejengkal lagi," ujarnya.

Menurut Januar, Agung adalah tenaga penghalus profil yang terampil. Januar menambahkan, dari Rumah Sakit Pasar Rebo, jenazah dibawa ke rumah Suharyanto, tetapi polisi mendesak agar jenazah diotopsi di Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur.

Oleh karena itu, jenazah yang sudah tiba di rumah Suharyanto dibawa ke Rumah Sakit Polri untuk diotopsi. "Rencananya, setelah tiba di rumah Pak Haryanto, jenazah dimandikan dan dibawa ke Dupak Guruh Warak RT 2 RW 5, Krebet, Jambon, Ponorogo, kampung halaman Agung," kata Januar di rumah duka, rumah Suharyanto. Menurut Entong, Agung meninggal karena kehabisan darah. Demikian catatan online dari Blogger Indonesia yang berjudul Agung Setiawan.