Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Sinta Obong

Pada postingan saya sebelumnya, saya menulis artikel tentang Kembang Dewaretna, dan kali ini saya akan menulis yang sasih ada kaitannya dengan cerita wayang seri Ramayana, yaitu tentang Sinta Obong. Awal ceritanya terjadi setelah Ramawijaya dan anak buahnya berhasil mengalahkan pasukan kerajaan Alengka, dan tewasnya prabu Dasamuka. Sesudah Alengka kalah dan Dewi Sinta dibebaskan, Ramawijaya kembali ke Ayodya. Selang beberapa waktu kemudian setelah Ramawijaya menjadi raja di Ayodya, ia mendengar desas-desus, bahwa rakyat Ayoda tidak yakin akan kesucian Dewi Sinta, karena istri Rama itu selama 12 tahun lamanya berada didalam sekapan prabu Dasamuka.

Keraguan rakyat Ayodya yang mempengaruhi Ramawijaya itu membuat Dewi Sinta merasa perlu untuk membuktikan kesuciannya. Kemudian Dewi Sinta meminta agar dirinya dibakar hidup-hidup, dan bila mana tubuhnya tidak dimakan api, berarti ia masih suci, walaupun selama 12 tahun berada didalam kekuasaan Dasamuka.

Ketika api mulai berkobar, Batara Agni melindungi tubuh dan pakaian Sinta, sehingga tidak hangus dijilat api. Pada lakon ini juga diceritakan tentang Kapi Jembawan, seekor kera tua yang sedang sedih karena rupanya yang buruk. Sesudah bertapa, Batara Narada datang menemuninya, dan mengatakan bahwa ujud sebagai kera sudah nasibnya. Namun, para Dewa berkenan akan memberikan keturunan yang mulya bagi Kapi Jembawan. Batara Narada lalu mengubah ujud Jembawan menjadi Laksamana tiruan, dan disuruh menjumpai Dewi Trijata di Alengka.

Dewi Trijata menyambut kedatangan laksamana tiruan dengan suka cita karena diam-diam ia memang jatuh cinta pada laksamana. Terjadilah cumbu rayu diantara mereka, ketika kejadian ini dilaporkan kebaginda Sri Rama, segera laksamana asli disuruh menjumpai laksamana tiruan. Terjadilah perang tanding antara laksamana yang asli dengan yang tiruan, dan saat itu yang tiruan menjelma kembali menjadi Jembawan. Rama kemudian memutuskan Jembawan menjadi suami Dewi Trijata, sebab itu memang sudah jodohnya. Demikian cerita Sinta Obong yang dapat saya sampaikan, semoga dapat menambah pengetahuan anda.