Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Rencana Kontijensi Banjir Lahar Dingin

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Magelang, Jawa Tengah, saat ini tengah bersiap membuat rencana kontijensi banjir lahar dingin. Rencana kontijensi ini ditargetkan selesai sebelum bulan Oktober mendatang, sehingga bisa langsung diterapkan untuk mengantisipasi bahaya banjir lahar dingin pada musim hujan tahun ini.

Kepala Badan Kesatuan Bangsa, Politik, dan Penanggulangan Bencana Kabupaten Magelang, Eko Triyono, mengatakan itu saat ditemui usai rapat penyusunan rencana kotijensi bersama para kepala desa dan camat di Ruang Bina Praja di kompleks perkantoran Pemkab Magelang, Rabu (10/8/2011).

Rencana Kontijensi Banjir Lahar DinginRencana kontijensi ini nantinya akan disusun dengan melibatkan aparat pemerintah dan perwakilan masyarakat di daerah sekitar sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi, dinas serta instansi terkait dan pakar dari universitas, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Tengah.

Dalam rencana kontijensi ini nantinya akan dibuat identifikasi sistem kegawatdaruratan, kapan situasi di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dinyatakan berstatus waspada, siaga dan awas. Sama seperti menghadapi bahaya erupsi Gunung Merapi, penetapan status bahaya ini penting bagi kita semua untuk melakukan persiapan menghadapi banjir lahar dingin," ujarnya.

Selain itu, dalam rencana kontijensi akan dirumuskan kebijakan menyangkut warga berpotensi terkena banjir lahar dingin, karena tinggal dalam radius 300 meter di kanan dan kiri sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi. Sejauh ini, dari hasil pendataan sementara yang dilakukan Badan Kesatuan Bangsa, Politik, dan Penanggulangan Bencana Kabupaten Magelang, warga yang tinggal di radius 300 me ter dari sungai tersebut tercatat 94.993 jiwa, 27.948 keluarga yang tersebar di tujuh kecamatan. Demikian catatan online Blogger Indonesia yang berjudul Rencana Kontijensi Banjir Lahar Dingin.