Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Tewasnya 3 Teroris di Pamulang

Lumayan lama cukup juga blog ini tidak saya update, setelah pergantian judul dari yang lama ke yang bari ini, kurang lebih ada tiga mingguan kali ya. Wah saya saat ini mungkin sudah tertinggal jauh tentang informasi di dunia internet, maklum saat ini saya lumayan sedang sibuk dengan pekerjaan saya.

Tewasnya 3 Teroris di PamulangSekedar mengingatkan saja bahwa pada postingan saya sebelumnya membahas tentang Susu Menyehatkan Badan, dan saat ini saya akan mencoba membahas tentang informasi yang sedang hangat-hangatnya yaitu tewasnya 3 teroris di pamulang, ternyata di Indonesia banyak juga teruris ya..

Menurut informasi yang di dapatkan melalui mesin pencari google bahwa petugas mengevakuasi dari satu jenazah teroris yang tewas dalam penggerebekan di Gang Asem, Jalan Dr Setiabudi Pamulang Barat, Tangerang Selatan, Banten pada hari kemarin. Tiga anggota jaringan teroris tewas dan dua lainnya tertangkap dalam penggerebekan di Pamulang Tangerang Selatan Banten kemarin.

Kelompok tersebut di duga menjadi pemasok senjata dan penyandang dana kelompok teroris dikabupaten Aceh Besar, Nangroe Aceh Darusalan (NAD). Tersangka yang tewas tewas dalam penggerebekan adalah YI Alias M, R, dan H, sedang yang tertangkap adalah BR alias AH dan SB alias I. Jadi yang meninggal dunia di pamulang ada tiga orang. Dua orang meninggal belakangan setelah mengalami luka tembak, kata devisi Humas Plri Irjen Pol Edward Aritonang di jakarta pada waktu tadi malam. Erward menjelaskan, penggerebekan petama dilakukan sekitar pukul 11.30 WIB di sebuah warnet ruko Multi plus, Jalan siliwangi No.6 Pamulang Tangerang Selatan.

Menurut Combor (nama samaran) dapatkan, tersangka tewas ditembak karena melawan saat akan ditangkap. Dari hasil proses identifikasi, tersangka tewas diketahui berinisial YI alias M, tersangka yang tewas berinisial YI adalah Yahya Ibrahim. Dari tangan tersangka polisi menyita senjata api jenis revolver dengan enam peluru. Satu diantaranya telah ditembakkan sedang peluru lainnya masih tersimpan didalam senjata tersebut. Menurut Erward polri juga menyita peluru cadangan. Total amunisi yang diamankan sebanyak 13 peluru dan 12 peluru diantaranya masih utuh. Dalam penggerebekan tersebut, polri juga mengevakuasi seorang perempuan dan tiga orang anak.

Edward tidak menjelaskan secara rinci identitas mereka dan kaitannya dengan tersangka teroris. Menurut Combor, dugaan sementara perempuan tersebut adalah istri dari tersangka teroris yang tewas diruko. Mereka diamankan karena masih shock. Saat ditanya apakah YI alias Yahya Ibrahim merupakan Dulmatim, buronan teroris sejak ledakan Bom di Bali I? Edwar belum bisa memastikan. Nanti akan saya sampaikan setelah proses identifikasi selesai, jawabnya. Dalam waktu yang hampir bersamaan, sekitar pukul 12.30 anggota Detasemen Khusus 88/Anti Teror juga terlibat baku tembak dengan empat tersangka teroris lain di Jalan Dr Setiabudi No 15 Pamulang Barat, Tangerang Selatan. Dua diantaranya tewas tertembak karena melawan.

Dua tersangka teroris yang berinisial BR alias AH serta SB alias I, berhasil dibekuk di Gang Asem, Jalan Dr Setiabudi. Saat ini keduanya masih dalam pemeriksaan intensif petugas kepolisian. Polisi mengklaim sudah sudah mengantongi bukti bahwa kelompok tersebut sebagai pemasok senjata dan dana bagi para pelaku teroris Aceh. Sudah ada bukti senjata dan amunisi, termasuk pengiriman dananya yang juga dibuktikan. Kami sudah bisa buktikan dari keterangan-keterangan dan cara mereka menyampaikan dana, ujar Edward. Sejak digelar operasi teroris, Polri telah menangkap 22 tersangka teroris, menurit informasi yang saya dapat melalui mesin pencari google.

Dari hasil rinciannya, 17 anggota teroris tertangkap di Aceh dan lima lainnya merupakan pemasok dan pendukung dana bagi kegiatan teror. Untuk saat ini seluruhnya masih menjalani pemeriksaan. Terungkapnya para tersangka teroris merupakan hasil pengembangan informasi dari para tersangka teroris yang ditangkap di Aceh.

Aksi penggerebekan di sebuah ruko yang menewaskan YI berlangsung dramatis menurut mbah gendeng dan sejumlah saksi mata, penggerebekan selama 15 menit tersebut bertempat disebuah warnet di lantai dua ruko multi plus di jalan siliwangi, tepatnya diblok 9. Ruko yang posisinya persis didepan sebuah danau tersebut terletak dikawasan padat penduduk. Menurut linda diana, majelis multi plus, sebelum penggerebekan berlangsung dua petugas Densus 88 masuk ke Multiplus seraya meminta para pengunjung tiarap.

kemudian mereka langsung naik ke lantai 2 dan meminta untuk yang kedua kalinya agar pengguna warnet tiarap dan langsung menembak laki-laki dibalik 9 tersebut, ujar Linda. Dia mengaku mendengar letusan tembakan sebanyak empat kali sesuai penembakan tersebut petugas Densus 88 Salon Rinova. Mereka menangkap seorang wanita dan tiga orang anaknya. Saat di tangkap wanita tersebut masih menggunakan kerudung di kepala, kata upi, salah satu pengunjung salon Renova. Anggota Densus 88 tersebut kemudian membawa wanita tersebut dan membawa satu orang laki-laki. Kedua orang tersebut digiring keluar oleh polisi yang berpakaian sipil menuju mobil polisi.

Sementara jenazah laki-laki yang tewas tersebut di evakuasi dan dibawa petugas dengan ambulan milik Klinik Bunga Melati. Polisi juga membawa sebuah tas dan sebuah CPU, kata Linda Diana. Ketua Tim Forensik Mabes Polri, Kombes Pol Amri Kamal mengatakan, pelaku teroris di warnet Multiplus, sempat melepaskan tembakan hingga akhirnya petugas membalas. Pelaku membawa senjata saat berada didalam warnet, kata Amri kamal seusai olah tempat kejadian perkara atau biasa disebut dengan TKP.

Selain Ruko multiplus tersebut, anggota Densus 88 juga menggerebek sejumlah rumah dijalan Dr Setiabudi Pamulang, Tangerang Selatan. Rumah yang terletak sekitar satu kilometer dari Ruko Multiplus tersebut, tepatnya di gang asem dan dua orang tewas dalam penggerebekan tersebut. Keduanya tewas setelah mencoba melarikan diri dengan sepeda motor. Sesaat setelah baku tembak, seorang saksi mata, Amir mengaku melihat anggota Densus 88 masuk kerumah milik dr Fauzi.

Dirumah tersebut petugas langsung menangkap kedua orang yang diduga anggota teroris. Dua lelaki yang ditangkap, diperkirakan berusia 30 tahun, langsung dibawa kesebuah mobil mini bus marna perak. Setelah kejadian tersebut, petugas langsung melakukan penyisiran dirumah berwarna cokelat muda. Pemilik rumah dr Fauzi diketahui tidak berada dirumah, beliau bekerja disebuah rumah sakit di Tangerang. Istri dari dr Fauzi dan anaknya juga di bawa, tapi tidak bersamaan, jelas Amir. Kepala Datasemen Khusus atau bisa disebut dengan Densus 88/Anti teror Brigadir Jendral Polisi Tito Karnavian membenarkan para tersangka merupakan otak yang mengirimkan teroris ke Aceh. Ya, di biang kerok yang mengirim orang ke Aceh. Dengan ditangkapnya teroris di Pamulang, semoga tidak ada teroris lagi yang muncul di Indonesia, apa mungkin malah semakin bertambah banyak....? Kita sebagai warga biasa hanya bisa mengamati saja soal teroris yang ada di Indonesia khususnya.