Pasar Klewer Solo Diusulkan Untuk Dibongkar
Pasar tradisional yang dikenal luas di Jawa Tengah, yakni Pasar Klewer Solo diusulkan untuk dibongkar lalu dibangun kembali menjadi pasar yang lebih tertata. Pembangunan ulang pasar ini diperkirakan membutuhkan dana sekitar Rp 300 miliar. Saya mendapatkan permintaan dari Walikota (Surakarta Joko Widodo) untuk membiayai pembangunan kembali Pasar Klewer. Pada prinsipnya, kami setuju dengan berbagai syarat yang harus dipenuhi terlebih dahulu," ujar Kepala Pusat Investasi Pemerintah (PIP), Kementerian Keuangan, Soritaon Siregar di Surakarta, Jawa Tengah, Senin (27/6/2011).
Menurut Soritaon, syarat yang perlu dipenuhi sebelum proses pemugaran pasar Klewer itu dilakukan adalah pertama, rencana pemugaran itu harus mendapatkan persetujuan dari seluruh pedagang yang saat ini menempati pasar tersebut. Kedua, pemerintah Kota Surakarta harus memiliki rencana matang terkait pemindahan sementara para pedagang selama proses konstruksi dilakukan.
Pengalaman menunjukkan, pendanaan melalui mekanisme RDI (dana yang diambil dari Rekening Dana Investasi pemerintah pusat yang diteruspinjamkan ke daerah) tidak sukses membuat pasar menjadi lebih baik, karena para pedagang menolaknya. Akibatnya, pedagang tidak bersedia berjualan pasar baru yang sudah dibangun, mereka malah tetap berjubel di luar bangunan pasar itu. Lihat contohnya adalah pasar Pramuka, Jakarta," tutur Soritaon. Demikian catatan online Blogger Indonesia yang berjudul Pasar Klewer Solo diusulkan untuk dibongkar.
Menurut Soritaon, syarat yang perlu dipenuhi sebelum proses pemugaran pasar Klewer itu dilakukan adalah pertama, rencana pemugaran itu harus mendapatkan persetujuan dari seluruh pedagang yang saat ini menempati pasar tersebut. Kedua, pemerintah Kota Surakarta harus memiliki rencana matang terkait pemindahan sementara para pedagang selama proses konstruksi dilakukan.
"Artinya, pemugaran itu harus menjadi keputusan bersama. Itu perlu karena tidak mudah melakukan pemugaran dan relokasi sementara atas sebuah pasar yang sudah besar dengan jumlah pedagang yang sangat besar. Sebab ada banyak pemangku kepentingan yang terlibat, yakni pedagang sendiri, pemerintah daerah, para pembeli (masyarakat konsumen yang biasa berbelanja), bahkan hingga tukang parkirnya," ujarnya. Pada dasarnya, PIP mendukung pemugaran pasar ini karena sudah 37 tahun tidak mengalami perbaikan kondisi ini. Namun, rencana ini harus dilakukan tanpa menimbulkan kerugian bagi seluruh pemangku kepentingan.
Pengalaman menunjukkan, pendanaan melalui mekanisme RDI (dana yang diambil dari Rekening Dana Investasi pemerintah pusat yang diteruspinjamkan ke daerah) tidak sukses membuat pasar menjadi lebih baik, karena para pedagang menolaknya. Akibatnya, pedagang tidak bersedia berjualan pasar baru yang sudah dibangun, mereka malah tetap berjubel di luar bangunan pasar itu. Lihat contohnya adalah pasar Pramuka, Jakarta," tutur Soritaon. Demikian catatan online Blogger Indonesia yang berjudul Pasar Klewer Solo diusulkan untuk dibongkar.
