Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Ratusan Nelayan Di Kabupaten Bulukumba Dorong Kapal

Ratusan nelayan di Kabupaten Bulukumba Sulawesi Selatan terpaksa mendorong kapal-kapal mereka akibat pendangkalan di Pelabuhan Rakyat Merpati, Bentenge. Tidak ingin merugi lebih banyak, sebagian nelayan lebih memilih berdiam diri di rumah sembari menunggu air pasang datang, ketimbang memaksakan diri pergi melaut saat pendangkalan terjadi.

Ratusan nelayan di Kabupaten Bulukumba dorong kapalKami terpaksa mendorong kapal kami ketika akan keluar ataupun masuk ke pelabuhan. Kondisi ini membuat kapal nelayan banyak yang rusak," ujar Umar, salah seorang nelayan, Senin (27/06/2011).

Umar menambahkan, pendangkalan yang sudah terjadi bertahun-tahun itu diakibatkan banyaknya lumpur bercampur sampah yang menggenangi sekitar pinggir pelabuhan yang merupakan tempat bersandarnya kapal-kapal nelayan.

Mereka yang memaksakan melewati endapan lumpur harus menghapi risiko kapal rusak, biasanya pada bagian baling-baling kapal ataupun mesin kapal. Tidak ingin merugi lebih banyak, sebagian nelayan lebih memilih berdiam diri di rumah sembari menunggu air pasang datang, ketimbang memaksakan diri pergi melaut saat pendangkalan terjadi.

"Mereka baru keluar menangkap ikan disaat nelayan lainnya telah pulang dari melaut, biasanya ada nelayan menunggu air pasang datang baru mereka keluar melaut," jelasnya. Pantauan Kompas.com di Pelabuhan Rakyat Merpati, Bentenge, nampak terlihat sejumlah nelayan yang baru datang dari melaut terpaksa turun di endapan lumpur yang tebalnya mencapai paha orang dewasa itu khusus mendorong kapal mereka.

Bahkan, beberapa nelayan yang enggan melewati endapan lumpur tersebut harus memarkir mereka sekitar 20 meter dari bibir pelabuhan dan berjalan kaki sambil menjinjing bakul berisi hasil tangkapannya menuju pelabuhan. Nelayan berharap pemerintah kabupaten segera mengeruk sekitar bibir pantai agar kapal nelayan dapat masuk kepelabuhan tanpa harus mendorong kapal mereka. Demikian catatan online Blogger Indonesia yang berjudul Ratusan nelayan di Kabupaten Bulukumba dorong kapal.