Obama Batal Berkunjung Ke Indonesia
Bandar Narkoba Tertangkap Polisi merupakan postingan sebelumnya pada Blogger Indonesia, dan kali ini Blogger Indonesia akan membahas tentang Obama Batal Berkunjung Ke Indonesia. Menurut informasi yang mbah gendeng dapatkan melalui pusaka saktinya google co.id bahwa sejak peristiwa adu tembak aparat keamanan dengan gerombolan teroris yang terakhir, saya sudah was-was bahwa Barack Obama Presiden Amerika Serikat atau biasa di singkat dengan AS akan kembali batal berkunjung ke Indonesia.
Ternyata was-was mbah gendeng tidak keliru. Hanya juru bicara Gedung Putih sangat santun dan diplomatis menegaskan bahwa pembatalan Presiden AS ke Indonesia bukan atas alasan keamanan, melainkan jadwal pembahasan Rancangan undang-undang (RUU) Layanan Kesehatan. Padahal pembahasan penting di Washington itu pasti sudah dijadwalkan jauh sebelum rencana kunjungan sang Presiden ke Indonesia. Demi memperkokoh persantunan dan mencegas protes diskriminatif, bahkan kunjungan ke Australia ikut dikorbankan untuk sama-sama dibatalkan dengan Indonesia, menurut informasi yang di dapat Blogger Indonesia.
Jelas pembatalan kunjungan Obama mengecewakan berbagai pihak, termasuk saya yang sudah bersemangat mempersiapkan para musisi binaan andalan saya seperti Tiga Dewi Murni dan Pentaboyz menyambut kehadiran presiden paling populer di marcapada masa kini. Kementerian riset dan teknologi, kementerian perdagangan, Lemhanas, Universitas Indonesia, dan berbagai pihak juga sangat kecewa sebab pada kunjungan Obama ke Indonesia sudah direncanakan berbagai pembahasan ekskalasi hubungan kerjasama bilateral AS-RI di bidang ristek, iptek, ekonomi, pertahanan, dan lain-lain hal yang sangat vital terutama bagi Indonesia, menurut Blogger Indonesia.
Meski pembatalan berkosmetik istilah penundaan sampai juni 2010, banyak pihak sangat kecewa termasuk mereka yang sudah mempersiapkan diri untuk menyelenggarakan demo besar-besaran terhadap kunjungan Obama yang ternyata melanjutkan semangat George Bush menebar kekerasan ke berbagai pelosok dunia masa kini yang dimasa kampanye pil pres AS merupakan sasaran utama hujatan Obama. Namun dibalik kecewa atas pembatalan kunjungan Obama ke Indonesia sebenarnya cukup banyak hikmah pelajaran untuk mawas diri bisa di petik menurut Blogger Indonesia. Mustahil Obama lebih memilih kembali ke Washington membahas anggaran kesehatan apabila pasukan pengamanan Presiden (Paspampres) Gedung Putih berani menjamin bahwa Presiden AS tidak terancam terorisme di Indonesia.
Maka upaya yang masih perlu ditingkatkan bukan terbatas reaktif operasional kurang aktif, namun juga prefentif mencegah dan promotif membina ketahanan nasional melawan terorisme. Bukan terbatas kepada perilaku, melainkan paham pada kekerasan agar punah sampai keakar-akarnya. Disamping itu mereka yang membaca biografi Barack Obama secara lengkap tentu sadar bahwa tidak semua pengalaman Barry kecil di Indonesia adalah manis. Ketika Obama kecil sempat mengalami cedera seperti lazimnya anak-anak yang asyik bermain, maka tergopoh-gopoh ibunya Obama memboyong puteranya ke rumah sakit terdekat dikawasan Menteng, menurut informasi yang didapat Blogger Indonesia dari sumber media yang terpercaya.
Ternyata disaat cedera tersebut menurut menurut Blogger Indonesia, Obama kecil tidak memperoleh pelayanan kesehatan secara cepat selayaknya gawat darurat, malah cenderung ditelantarkan para dokter dan tenaga medis dirumah sakit dikawasan yang sebenarnya tergolong elite tersebut. Dari kisah Obama kecil tersebut seyogyanya dunia pelayanan kesehatan Nusantara juga mawas diri untuk memperbaiki kekeliruan-kekeliruan rumah yang terlanjur keliru disebut sebagai Rumah Sakit padahal seharusnya rumah sehat tersebut dalam memberikan pelayanan terbaik kepada para pasien, apalagi yang kebetulan sedang dalam kondisi gawat darurat.
Pengalaman tidak dihiraukan sampai ditelantarkan tidak hanya dirumah sakit sebenarnya bukan monopoli Obama kecil, melainkan sudah menjadi sesuatu kekeliruan terlanjur yang dianggap lumrah bahkan wajar belaka hingga sejak lama sudah membuat Ibu Pertiwi menangisi derita puteri-puterinya yang sedang tertimpa musibah gawat darurat di berbagai bidang kehidupan kususnya di wilayah Indonesia ini.
Jelas pembatalan kunjungan Obama mengecewakan berbagai pihak, termasuk saya yang sudah bersemangat mempersiapkan para musisi binaan andalan saya seperti Tiga Dewi Murni dan Pentaboyz menyambut kehadiran presiden paling populer di marcapada masa kini. Kementerian riset dan teknologi, kementerian perdagangan, Lemhanas, Universitas Indonesia, dan berbagai pihak juga sangat kecewa sebab pada kunjungan Obama ke Indonesia sudah direncanakan berbagai pembahasan ekskalasi hubungan kerjasama bilateral AS-RI di bidang ristek, iptek, ekonomi, pertahanan, dan lain-lain hal yang sangat vital terutama bagi Indonesia, menurut Blogger Indonesia.
Meski pembatalan berkosmetik istilah penundaan sampai juni 2010, banyak pihak sangat kecewa termasuk mereka yang sudah mempersiapkan diri untuk menyelenggarakan demo besar-besaran terhadap kunjungan Obama yang ternyata melanjutkan semangat George Bush menebar kekerasan ke berbagai pelosok dunia masa kini yang dimasa kampanye pil pres AS merupakan sasaran utama hujatan Obama. Namun dibalik kecewa atas pembatalan kunjungan Obama ke Indonesia sebenarnya cukup banyak hikmah pelajaran untuk mawas diri bisa di petik menurut Blogger Indonesia. Mustahil Obama lebih memilih kembali ke Washington membahas anggaran kesehatan apabila pasukan pengamanan Presiden (Paspampres) Gedung Putih berani menjamin bahwa Presiden AS tidak terancam terorisme di Indonesia.
Tidak keliru apabila pembatalan Obama tersebut kita manfaatkan sebagai hikmah untuk mawas diri bahwa memang sebenarnya ancaman terorisme masih laten di persada Nusantara. Terorisme memang belum terbasmi habis sampai ke akar-akarnya yang terlanjur merambah ke berbagai pelosok Nusantara. Masih ada pihak-pihak yang yakin, apa yang dianggap sebagai masalah memang tidak bisa tidak mutlak, hanya bisa diatasi melalui jalur kekerasan, menurut Blogger Indonesia. Seolah terorisme hukumnya wajib bahkan haram apabila tidak dilaksanakan.
Maka upaya yang masih perlu ditingkatkan bukan terbatas reaktif operasional kurang aktif, namun juga prefentif mencegah dan promotif membina ketahanan nasional melawan terorisme. Bukan terbatas kepada perilaku, melainkan paham pada kekerasan agar punah sampai keakar-akarnya. Disamping itu mereka yang membaca biografi Barack Obama secara lengkap tentu sadar bahwa tidak semua pengalaman Barry kecil di Indonesia adalah manis. Ketika Obama kecil sempat mengalami cedera seperti lazimnya anak-anak yang asyik bermain, maka tergopoh-gopoh ibunya Obama memboyong puteranya ke rumah sakit terdekat dikawasan Menteng, menurut informasi yang didapat Blogger Indonesia dari sumber media yang terpercaya.
Ternyata disaat cedera tersebut menurut menurut Blogger Indonesia, Obama kecil tidak memperoleh pelayanan kesehatan secara cepat selayaknya gawat darurat, malah cenderung ditelantarkan para dokter dan tenaga medis dirumah sakit dikawasan yang sebenarnya tergolong elite tersebut. Dari kisah Obama kecil tersebut seyogyanya dunia pelayanan kesehatan Nusantara juga mawas diri untuk memperbaiki kekeliruan-kekeliruan rumah yang terlanjur keliru disebut sebagai Rumah Sakit padahal seharusnya rumah sehat tersebut dalam memberikan pelayanan terbaik kepada para pasien, apalagi yang kebetulan sedang dalam kondisi gawat darurat.
Pengalaman tidak dihiraukan sampai ditelantarkan tidak hanya dirumah sakit sebenarnya bukan monopoli Obama kecil, melainkan sudah menjadi sesuatu kekeliruan terlanjur yang dianggap lumrah bahkan wajar belaka hingga sejak lama sudah membuat Ibu Pertiwi menangisi derita puteri-puterinya yang sedang tertimpa musibah gawat darurat di berbagai bidang kehidupan kususnya di wilayah Indonesia ini.