Empat kawasan wisata kuliner di Kota Medan
Empat kawasan wisata kuliner di Kota Medan segera dibangun megah dengan biaya miliaran rupiah. Pembangunan dan penataan lokasi ini dilakukan melalui kerja sama dengan pihak swasta. Rencana ini terungkap dalam rapat koordinasi penataan pusat wisata kuliner di Kantor Wali Kota Medan, kemarin. Keempat lokasi yang akan menjadi pusat wisata kuliner itu adalah kawasan Pagaruyung, Titi Gantung, depan RS Elisabeth, dan sekitar Perguruan Harapan.
Ketua Lembaga Kajian Koordinasi Penataan Pusat Wisata Kuliner (LTKW) Herman bersama sekretarisnya Arwin yang dipercaya untuk melakukan penataan keempat lokasi itu, langsung mempresentasikan secara rinci rencananya untuk menjadikan ke empat kawasan itu pusat wisata kuliner, termasuk biaya yang dibutuhkan. Herman menjelaskan, kawasan Pagaruyung yang selama ini menjadi lokasi jajanan dan sudah berdiri sekitar 20 tahun silam akan dijadikan sebagai pusat wisata kuliner.
“Tempat itu akan didesain sedemikian rupa sehingga menjadi tempat yang menarik dan nyaman untuk menikmati aneka kuliner. Biaya pembangunannya ditaksir sekitar Rp5 miliar,”ujarnya. Kemudian, kawasan bersejarah Titi Gantung menjadi pusat wisata suvenir atau aksesori ciri khas Kota Medan. Biaya pembangunannya ditaksir sekitar Rp5,3 miliar. Selanjutnya, adalah kawasan perguruan Harapan akan dijadikan Harapan Square dan depan RS Elisabeth menjadi Elisabeth Walk. Biayanya ditaksir Rp7,7 miliar untuk Harapan Square dan Rp4,2 miliar untuk Elisabeth Walk. Asisten Perekonomian dan Pembangunan (Ekbang) Setda Kota Medan Harmes Joni, yang memimpin rapat, mengatakan bahwa biaya pembangunan keempat lokasi itu berasal dari dana corporate social responsibility (CSR) BUMN, sponsor, dan investasi pihak swasta.
Karenanya, camat dan lurah setempat diminta segera mengosongkan lokasi,karena masih ada beberapa pedagang buku bekas yang berjualan di tempat tersebut.“Wali Kota meminta pembangunan kawasan Titi Gantung bisa dimulai Februari ini,”ungkapnya. Harmes menambahkan, pedagang yang sudah lama berjualan di keempat kawasan tersebut akan mendapat prioritas untuk berjualan di sana. Sementara itu, Kepala Satpol PP Musaddad dan Kepala Bagian Humas Hanas Hasibuan yang ikut hadir dalam rapat itu menyarankan kepada pihak LKTW agar pembangunan Titi Gantung menjadi pusat wisata suvenir tidak menghilangkan nilainilai bersejarah .
Untuk itu,instansi yang membangunnya disarankan berkoordinasi dengan pihak Badan Warisan Sumatera (BWS). Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Basyrul Kamali mengingatkan kepada LKTW agar tidak lupa membangun sarana kebersihan dan MCK di kawasan tersebut. Selain itu, lokasi parkir perlu ditata agar tidak menimbulkan kemacetan. Rapat tersebut turut dihadiri Kepala Dinas Koperasi dan UKM Yusar, Kepala Dinas kebudayaan dan Pariwisata Rismaria Hutabarat, Pj Kepala Dinas Kebersihan Sulaiman Harahap, dan sejumlah camat dan lurah yang kawasannya masuk dalam keempat lokasi pusat kuliner itu. Demikian catatan online Blogger Indonesia tentang Empat kawasan wisata kuliner di Kota Medan.
Ketua Lembaga Kajian Koordinasi Penataan Pusat Wisata Kuliner (LTKW) Herman bersama sekretarisnya Arwin yang dipercaya untuk melakukan penataan keempat lokasi itu, langsung mempresentasikan secara rinci rencananya untuk menjadikan ke empat kawasan itu pusat wisata kuliner, termasuk biaya yang dibutuhkan. Herman menjelaskan, kawasan Pagaruyung yang selama ini menjadi lokasi jajanan dan sudah berdiri sekitar 20 tahun silam akan dijadikan sebagai pusat wisata kuliner.
“Tempat itu akan didesain sedemikian rupa sehingga menjadi tempat yang menarik dan nyaman untuk menikmati aneka kuliner. Biaya pembangunannya ditaksir sekitar Rp5 miliar,”ujarnya. Kemudian, kawasan bersejarah Titi Gantung menjadi pusat wisata suvenir atau aksesori ciri khas Kota Medan. Biaya pembangunannya ditaksir sekitar Rp5,3 miliar. Selanjutnya, adalah kawasan perguruan Harapan akan dijadikan Harapan Square dan depan RS Elisabeth menjadi Elisabeth Walk. Biayanya ditaksir Rp7,7 miliar untuk Harapan Square dan Rp4,2 miliar untuk Elisabeth Walk. Asisten Perekonomian dan Pembangunan (Ekbang) Setda Kota Medan Harmes Joni, yang memimpin rapat, mengatakan bahwa biaya pembangunan keempat lokasi itu berasal dari dana corporate social responsibility (CSR) BUMN, sponsor, dan investasi pihak swasta.
Sudah ada yang bersedia memberikan bantuan untuk membangun tiga dari empat lokasi itu. “Untuk Pagaruyung, pihak BNI telah menyatakan bersedia memberikan bantuan. Sedangkan kawasan Titi Gantung akan dibangun pihak Indomaret. Setelah selesai dibangun langsung dihibahkan kepada Pemko Medan. Untuk Elisabeth Walk, Perusahaan Gas Negara (PGN) bersedia membangunnya. Sedangkan Harapan Square, sampai saat ini belum ada pihak yang menyatakan kesediaan membangunnya,” jelas Harmes. Dia menambahkan, tinggal kawasan Titi Gantung yang sudah tidak ada lagi masalah menyangkut persoalan dana,karena ditanggung sepenuhnya oleh pihak swasta.
Karenanya, camat dan lurah setempat diminta segera mengosongkan lokasi,karena masih ada beberapa pedagang buku bekas yang berjualan di tempat tersebut.“Wali Kota meminta pembangunan kawasan Titi Gantung bisa dimulai Februari ini,”ungkapnya. Harmes menambahkan, pedagang yang sudah lama berjualan di keempat kawasan tersebut akan mendapat prioritas untuk berjualan di sana. Sementara itu, Kepala Satpol PP Musaddad dan Kepala Bagian Humas Hanas Hasibuan yang ikut hadir dalam rapat itu menyarankan kepada pihak LKTW agar pembangunan Titi Gantung menjadi pusat wisata suvenir tidak menghilangkan nilainilai bersejarah .
Untuk itu,instansi yang membangunnya disarankan berkoordinasi dengan pihak Badan Warisan Sumatera (BWS). Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Basyrul Kamali mengingatkan kepada LKTW agar tidak lupa membangun sarana kebersihan dan MCK di kawasan tersebut. Selain itu, lokasi parkir perlu ditata agar tidak menimbulkan kemacetan. Rapat tersebut turut dihadiri Kepala Dinas Koperasi dan UKM Yusar, Kepala Dinas kebudayaan dan Pariwisata Rismaria Hutabarat, Pj Kepala Dinas Kebersihan Sulaiman Harahap, dan sejumlah camat dan lurah yang kawasannya masuk dalam keempat lokasi pusat kuliner itu. Demikian catatan online Blogger Indonesia tentang Empat kawasan wisata kuliner di Kota Medan.