Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Melarang Masuknya Sapi Asal Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah

Dinas Peternakan (Disnak) Provinsi Sumsel melarang masuknya sapi asal Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Pelarangan dilakukan setelah mendapat kabar bahwa sapi asal Kabupaten Boyolali terserang penyakit antraks.“Kita mendapat kabar dan informasi dari Disnak Jateng sendiri maupun melalui media elektronik dan cetak terkait masalah ini. Pencegahan masuknya sapisapi itu untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan atau sampai terjadi penyebaran penyakit antraks di wilayah kabupaten/kota di Sumsel,” ungkap Kepala Disnak Sumsel Asrillazi Rasyid kemarin.

Tak hanya itu, Disnak Sumsel menginstruksikan seluruh petugas di lapangan supaya waspada terhadap seluruh angkutan pembawa hewan ternak yang masuk dari Pulau Jawa ke Sumsel. ”Apa pun bentuk angkutan pembawa hewan ternak itu, mau truk, mobil biasa,wajib diperiksa petugas sampai selesai hingga dipersilakan jalan kembali,” katanya. Terpenting, petugas di lapangan akan menyita atau mengamankan hewan ternak yang tidak memiliki surat atau izin resmi ternak yang layak dari dinas terkait. ”Khususnya dari Boyolali, kalau kedapatan di lapangan tak ada izin sehat atau layak kirim, maka diamankan. Bila perlu kita suruh balik lagi ke daerah mereka,” tukasnya. Namun, berdasarkan data Disnak Sumsel, secara umum sapi asal Provinsi Lampung mendominasi masuk ke Sumsel.

Sedangkan,sapi asal Jawa Tengah, termasuk sapi asal Boyolali, tingkat peredarannya terhitung minim. ”Memang rata-rata sapi luar Sumsel itu masuk ke rumah pemotongan hewan dan dipasarkan di pasar tradisional di Sumsel. Namun yang jelas, sampai saat ini masih aman dan belum ada laporan penyakit antraks masuk ke Sumsel,” katanya. Kendati Sumsel tergolong aman dari hewan ternak terjangkit antraks, pihaknya tetap mengimbau seluruh pemilik ternak, penjual hewan dan daging, serta rumah pemotong hewan di Sumsel waspada dan cepat melaporkan ke Disnak daerah masing-masing jika menemukan hewan ternak sapi memiliki gejala antraks. ”Tidak perlu takut, petugas kita terdiri dari dokter hewan dan tim yang berpengalaman akan segera turun cepat ke lapangan menindaklanjuti laporan tersebut,”ujarnya.

Sedangkan, Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Disnak Provinsi Sumsel drh I Wayan Telabah menyatakan, penyakit antraks atau radang limpa merupakan penyakit bersifat zoonosis atau dapat menular ke manusia. “Kasus muncul terutama pada musim pancaroba.Antraks menyerang hewan, khususnya ruminansia, seperti sapi, kerbau, domba, kambing, babi, burung unta, dan hewan menyusui lainnya,” ungkapnya. Adapun penyebab penyakit antraks adalah bakteri bacillus anthracis. Selain itu, bahan pakan juga dapat menjadi sumber infeksi setelah bahan tersebut tercemari spora maupun kumannya. Masa inkubasi penyakit antraks biasanya berkisar antara 1–3 hari dan kadang lebih dari 2 minggu.

“Tanda-tanda ternak terserang antraks biasanya berbeda antarspesies. Tetapi biasanya pada tipe akut dan kronis adalah demam, sesak nafas, depresi dan lemah serta kadang disertai kejang.Yang jelas jika ada laporan atau keluhan seperti apa yang saya jabarkan di atas segera melapor ke kita,” imbaunya. Demikian catatan online Gerbang Type Approval tentang Melarang masuknya sapi asal Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.