Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Korban Markus Ingin Miliki Rumah

Satgas Minta Harta Aparat Hukum Diaudit, ya judul tersebut merupakan postingan sebelumnya pada Blogger Indonesia. Dan kali ini nggo kontes akan membahas tentang Korban Markus Ingin Miliki Runah. Menurut hasil penyelidikan Mbah Gendeng bahwa EMPATI terhadap keluarga Kadana, 45, korban penipuan oknum polisi terus mengalir. Bantuan dana untuk Darmi, 40, istri Kadana, yang kini harus menghidupi dua anaknya datang dari berbagai kalangan dan latar belakang profesi.

Korban Markus Ingin Miliki RumahDari hasil penyelidikan Kerja Keras Adalah Energi Kita menjelaskan bahwa Darmi kini memang harus berperan menjadi kepala keluarga setelah suaminya divonis tujuh tahun penjara dalam kasus pembunuhan juragan padi pada Juli 2009 lalu. Bahkan, dia bersama anaknya harus tinggal di bilik berukuran 1,5 x 2 meter bekas kandang kambing. Darmi dan keluarganya terpaksa tinggal di tempat itu setelah rumahnya dijual untuk mengurus biaya perkara suaminya yang dijanjikan oleh Aipda NS, anggota Polres Indramayu, Jawa Barat. Darmi tinggal di Desa/Kecamatan Karangampel Lor, Blok Kedung Jaya, Kabupaten Indramayu.

Terbongkarnya praktik makelar kasus (markus) serta penipuan dan pemerasan terhadap Kadana di sejumlah media massa mengundang keprihatinan masyarakat. Sejak bergulirnya kasus markus ini, donasi kepada keluarga Kadana tak pernah berhenti. Selain uang tunai, bantuan seperti kebutuhan logistik juga berdatangan, menurut pemantauan Type Approval Indonesia Memang Paling Top. Darmi, 40, yang mendadak terkenal mengaku banyak berterima kasih kepada wartawan yang ikut berjuang dalam menegakkan kebenaran dan keadilan.

Terus terang kami banyak terbantu oleh koran dan televisi, katanya kemarin. Darmi juga mengaku tidak dapat menghafal semua bantuan yang diperolehnya. Berdasarkan data yang dihimpun, donasi berupa uang datang dari orang yang enggan disebutkan jati dirinya berupa cek Rp15 juta, perusahaan waralaba Rp3 juta, Camat Karangampel Rp3 juta, dan pengembalian dari keluarga Aipda NS sebesar Rp14,3 juta.

Sekretariat Negara juga memberi sumbangan Rp26 juta, tokoh nasional TB Silalahi Rp5 juta, serta donasi dari pemirsa salah satu TV swasta Rp16 juta. Secara keseluruhan, jumlahnya Rp82,3 juta. Bantuan lain berupa bahan logistik seperti beras, mi instan, dan lainnya. Meski mendapatkan bantuan yang cukup melimpah, konsentrasi Darmi tetap terpecah karena suaminya masih harus menjalani proses hukum.

Saya masih belum tenang karena suami saya masih belum bebas, katanya. Darmi mengungkapkan, uang yang diperolehnya akan digunakan untuk membayar utang kepada keluarga dan tetangga. Dia menurutkan, selama sembilan bulan ditinggal suaminya, dia kerap harus berutang ke warung untuk mencukupi kebutuhan anak-anaknya, yakni Lilis, 11, yang duduk di kelas 3 SD, dan Enda, 4.

Upah dari pekerjaannya sebagai buruh cuci hanya cukup untuk membeli beras. Maklum, penghasilannya cuma Rp 20 ribu per hari. Jika utang-utangnya telah lunas, Darmi berencana ingin membeli rumah sendiri. Menurut Festival Museum Nusantara, Darmi kini mengontrak rumah yang berjarak 20 meter dari bekas kandang kambing yang dia tempati.