Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Tindakan Al-Azhar Ahmed El-Tayyeb

Imam besar Al-Azhar Ahmed El-Tayyeb mendesak Ikhwanul Muslimin menempuh solusi damai demi menghentian kekerasan berdarah yang berlangsung sejak pekan lalu. Dia juga menyerukan pada aparat untuk menahan diri agar korban tewas tidak jatuh lebih banyak lagi.

"Kekerasan tidak akan mewujudkan hak-hak siapapun. Legitimasi tidak bisa diraih dengan pertumpahan darah atau menebar kekerasan," kata El-Tayyeb dalam pernyaaan televisinya akhir pekan lalu, dilansir Al-Ahram, Minggu 18 Agustus 2013.

"Kami yakin masih ada kesempatan, harapan dan tempat yang terbukti tidak memicu kekerasan dalam mencari perdamaian dan mulai berunding untuk solusi damai," lanjutnya lagi. Dia menambahkan, seluruh rakyat Mesir harus disertakan dalam menentukan masa depan negara itu, dengan tidak mengesampingkan faksi tertentu. Namun dengan syarat, ujarnya, setiap orang harus mematuhi hukum yang berlaku.

Pernyataan ini disampaikan El-Tayyeb setelah lebih dari 600 orang tewas dalam gempuran aparat ke lokasi aksi IM di Kairo dan beberapa kota lainnya di Mesir. Langkah yang banyak dikecam ini diambil setelah IM menolak bubar dan mementahkan jaminan keamanan dari pemerintah jika mereka pergi dengan damai.

Perdana Menteri Mesir Hazem El-Beblawi mempertahankan keputusan pemerintah dalam membubarkan massa. "Tujuan kami adalah rekonsiliasi, tapi tidak dengan mereka yang tangannya penuh dengan darah, tidak dengan mereka yang angkat senjata melawan negara, institusi dan rakyatnya. Tidak ada rekonsiliasi dengan para pelangar hukum," kata Beblawi yang menyebut massa IM sebagai "teroris".

Belum ada ajakan resmi pemerintah untuk rekonsiliasi. Namun beberapa pihak termasuk Al-Azhar telah berupaya menyatukan kedua kubu dalam meja perundingan. Namun, upaya ini gagal karena IM menyatakan tidak akan berunding sampai Mohammed Mursi dikembalikan ke tampuk pimpinan.

Akibatnya terus berlanjutnya konflik, kekerasan meluas menjadi antar masyarakat. Gereja dan properti publik diserang dan massa baku hantam. Militer menyatakan akan menggunakan peluru tajam jika massa semakin beringas. El-Tayyeb meminta aparat untuk tetap berkepala dingin dalam menghadapi demonstran dan tetap melindungi rakyat Mesir. Selain itu El-Tayyeb menekankan bahwa tempat ibadah harus dilindungi. "Al-Azhar terus menegaskan kesakralan gereja dan setiap penyerangan terhadap tempat ibadah ini tidak ada hubungannya dengan Islam. Setiap upaya membawa negara ini ke konflik sektarian akan gagal," tegasnya.