Sopir Angkutan Kota Di Merauke
Sopir angkutan kota di Merauke, Papua, mengeluhkan ketiadaan terminal angkutan umum di kota itu. Kondisi itu menyebabkan angkutan kota tidak memiliki tempat mangkal menunggu penumpang, dan memicu persaingan tidak sehat antarsopir dalam mencari penumpang. Mereka minta Pemerintah Kabupaten segera membangun terminal.
Kami para sopir setengah mati karena tidak punya terminal. Setiap hari kami harus parkir di pinggiran jalan, pindah-pindah," ucap Gerrlayan, Ketua Persatuan Sopir Merauke, saat bertemu Bupati Merauke, Romanus Mbaraka, di Gedung Negara, Merauke, Kamis (23/6/2011).
Puluhan sopir angkutan kota Merauke diundang Bupati Romanus Mbaraka untuk menyampaikan keluhan dan usulan perbaikan penataan angkutan perkotaan.
Haryanto (41), sopir angkutan kota, menuturkan, tidak adanya terminal membuat persaingan tidak sehat antar sopir. Hal itu terjadi karena tidak ada pengaturan waktu keberangkatan kendaraan. Masing-masing angkutan mencari penumpang dengan berputar-putar kota sehingga bisa berebut penumpang. Para sopir juga mengeluhkan terus menurunnya jumlah penumpang karena semakin banyak warga Merauke memiliki sepeda motor. Akibatnya, pendapatan sopir juga merosot.
Menanggapi keluhan sopir, Romanus menuturkan bahwa Pemkab Merauke sudah berencana membangun terminal angkutan umum. Terminal akan dibuat berdekatan dengan pasar induk baru Merauke untuk memudahkan masyarakat mencari angkutan umum. Namun, pihaknya belum bisa memastikan kapan akan dimulai karena sedang mencari lokasi paling tepat.
Puluhan sopir angkutan kota Merauke diundang Bupati Romanus Mbaraka untuk menyampaikan keluhan dan usulan perbaikan penataan angkutan perkotaan.
Gerrlayan menuturkan, sudah beberapa kali menyampaikan usulan pembangunan terminal kepada Dinas Perhubungan, namun hingga kini tidak ada realisasi. Terminal diharapkan bisa menampung angkutan kota dari beberapa trayek. "Di Merauke ada 300 angkutan kota, tetapi tidak ada terminal," katanya.
Haryanto (41), sopir angkutan kota, menuturkan, tidak adanya terminal membuat persaingan tidak sehat antar sopir. Hal itu terjadi karena tidak ada pengaturan waktu keberangkatan kendaraan. Masing-masing angkutan mencari penumpang dengan berputar-putar kota sehingga bisa berebut penumpang. Para sopir juga mengeluhkan terus menurunnya jumlah penumpang karena semakin banyak warga Merauke memiliki sepeda motor. Akibatnya, pendapatan sopir juga merosot.
Menanggapi keluhan sopir, Romanus menuturkan bahwa Pemkab Merauke sudah berencana membangun terminal angkutan umum. Terminal akan dibuat berdekatan dengan pasar induk baru Merauke untuk memudahkan masyarakat mencari angkutan umum. Namun, pihaknya belum bisa memastikan kapan akan dimulai karena sedang mencari lokasi paling tepat.