Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

SBY Punya Problem

Merosotnya kepuasan publik terhadap kinerja Presiden Susilo Bambang Yudhoyono disebabkan oleh masalah ini, Presiden tidak memiliki operator politik yang cukup kuat. Hal ini disampaikan oleh peneliti senior Lingkaran Survei Indonesia, Sunarto Ciptoharjono, di kantor LSI, Minggu (26/6/2011). Kami menilai kenapa kinerjanya dinilai terus merosot. SBY punya problem, tidak punya operator politik yang kuat," katanya.

SBY punya problemPresiden memiliki sejumlah operator, seperti Wakil Presiden Boediono, pimpinan Partai Demokrat, anggota Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II, dan anggota Sekretariat Gabungan. Keempat operator ini justru melemahkan posisi Presiden di mata publik. Sunarto mencontohkan peran Boediono yang sangat berbeda karakternya dengan mantan Wapres Jusuf Kalla.

Peran Kalla sebagai pendobrak dan penggerak tak bisa disamai oleh Boediono sehingga peran Presiden sebagai kepala pemerintahan tidak terdukung. Boediono ini apa yang dilakukannya sebaliknya, tipe rem yang tidak efektif, ungkapnya. Sementara itu, peran operator yang dijalankan Ketua Umum Demokrat Anas Urbaningrum juga dinilai melemahkan penilaian terhadap kinerja Susilo Bambang Yudhoyono di atas publik. Anas dinilai tidak memiliki kewenangan besar seperti di partai-partai lain.

Pusat kebijakan dan keputusan masih di tangan Presiden SBY sebagai Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat sehingga efektivitas untuk membenahi partai tak terlalu besar. Menteri-menteri Presiden Yudhoyono juga dinilai "sama". Tak ada menteri yang menjadi pusat guna mengoordinasi menteri-menteri lain, seperti yang dilakukan mantan Menteri Penerangan Ali Moertopo pada era Orde Baru.

Menurut Sunarto, ini sulit dilakukan dalam kabinet yang sifatnya koalisi partai. Begitu pula dengan staf khusus Presiden yang dinilainya lebih bersifat sebagai pemadam kebakaran. Kekuatan mereka terbatas. "Lalu operator politik di tingkat Setgab. Tidak terlalu efektif. Di dalam selalu diwarnai kompetisi internal. Di tingkat DPR saja, partai pendukung pemerintah tak satu suara. Inilah yang menyumbang merosotnya kinerja SBY," tandasnya.