Mengantre Di Luar Pelabuhan Teluk Bayur
Belasan kapal Selasa (19/7/2011) , mengantre di luar Pelabuhan Teluk Bayur, Kota Padang, Sumatera Barat. Sejumlah kapal telah mengantre sejak sebulan terakhir sebelum merapat ke dermaga untuk melakukan aktivitas bongkar muat.
Antrean kapal itu terlihat dengan jelas mengular dari sisi jalan raya di kawasan Kecamatan Lubuk Begalung, Kota Padang. Antrean tersebut mengakibatkan timbulnya ekonomi biaya tinggi bagi pengusaha yang akan memengaruhi harga jual komoditas di pasaran.
Humas PT (Persero) Pelindo II Cabang Teluk Bayur, Hari Hartadi pada hari yang sama mengatakan terdapat 17 kapal yang mulai mengantre sejak 20 Juni hingga 18 Juli lalu. "Hari ini (kemarin) ada empat kapal yang merapat, jadi 13 kapal masih mengantre," katanya.
Kapal-kapal pengangkut semen, semen curah, CPO, batubara, dan pupuk itu mengantre karena beragam sebab. Hari mengatakan di antaranya ialah waktu menunggu muatan baru setelah selesai membongkar muatan lama dan ada pula yang masih menanti penyelesaian dokumen.
"Mungkin ini tren mendekati Lebaran. Kapal-kapal pengangkut barang mungkin saja mengejar waktu sebelum bulan puasa," kata Hari.
Ia menambahkan, kapal-kapal berat pengangkut barang kebutuhan pokok jelang Lebaran kemungkinan baru tiba pada bulan depan.
Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Gabungan Forwarder dan Ekspedisi (DPW Gafeksi) Sumatera Barat HM Tauhid pada hari yang sama mengeluhkan belum kunjung ditambahnya dermaga. "Selagi tidak ditambah akan tetap mengantre begitu," katanya.
Tauhid mengatakan saat ini terdapat tujuh dermaga umum, tiga dermaga semen, satu dermaga batubara, dan satu dermaga minyak sawit curah (CPO/crude palm oil) yang melayani kapal di pelabuhan itu.
Namun ia menambahkan, dalam praktiknya dermaga-dermaga tersebut juga bisa digunakan di luar peruntukannya. Tauhid juga mengeluhkan cenderung tidak dilayaninya kapal-kapal lokal oleh Pelindo II Cabang Teluk Bayur sehingga cenderung menambah antrean. Demikian catatan online Blogger Indonesia yang berjudul Mengantre di luar Pelabuhan Teluk Bayur.
Antrean kapal itu terlihat dengan jelas mengular dari sisi jalan raya di kawasan Kecamatan Lubuk Begalung, Kota Padang. Antrean tersebut mengakibatkan timbulnya ekonomi biaya tinggi bagi pengusaha yang akan memengaruhi harga jual komoditas di pasaran.
Humas PT (Persero) Pelindo II Cabang Teluk Bayur, Hari Hartadi pada hari yang sama mengatakan terdapat 17 kapal yang mulai mengantre sejak 20 Juni hingga 18 Juli lalu. "Hari ini (kemarin) ada empat kapal yang merapat, jadi 13 kapal masih mengantre," katanya.
Kapal-kapal pengangkut semen, semen curah, CPO, batubara, dan pupuk itu mengantre karena beragam sebab. Hari mengatakan di antaranya ialah waktu menunggu muatan baru setelah selesai membongkar muatan lama dan ada pula yang masih menanti penyelesaian dokumen.
"Mungkin ini tren mendekati Lebaran. Kapal-kapal pengangkut barang mungkin saja mengejar waktu sebelum bulan puasa," kata Hari.
Ia menambahkan, kapal-kapal berat pengangkut barang kebutuhan pokok jelang Lebaran kemungkinan baru tiba pada bulan depan.
Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Gabungan Forwarder dan Ekspedisi (DPW Gafeksi) Sumatera Barat HM Tauhid pada hari yang sama mengeluhkan belum kunjung ditambahnya dermaga. "Selagi tidak ditambah akan tetap mengantre begitu," katanya.
Tauhid mengatakan saat ini terdapat tujuh dermaga umum, tiga dermaga semen, satu dermaga batubara, dan satu dermaga minyak sawit curah (CPO/crude palm oil) yang melayani kapal di pelabuhan itu.
Namun ia menambahkan, dalam praktiknya dermaga-dermaga tersebut juga bisa digunakan di luar peruntukannya. Tauhid juga mengeluhkan cenderung tidak dilayaninya kapal-kapal lokal oleh Pelindo II Cabang Teluk Bayur sehingga cenderung menambah antrean. Demikian catatan online Blogger Indonesia yang berjudul Mengantre di luar Pelabuhan Teluk Bayur.