iPhone 4 Tetap Menguntungkan
Dengan iPhone 4, Apple kembali membuktikan kelihaiannya dalam membangun produk berbiaya murah namun bernilai jual premium. Alhasil, Apple tetap menjadi yang terdepan dalam bidang desain elektronik konsumsi. Menurut informasi yang diterma Blogger Indonesia bahwa Smartphone terbaru produksi Apple Inc, yaitu iPhone 4, menyajikan perbedaan desain radikal dibandingkan iPhone generasi sebelumnya. Antara lain berupa penggunaan displayberteknologi Retina,kamera digital ganda, dan cangkang baru.
Meski demikian, firma riset iSuppli Corp menemukan, Apple ternyata mampu memproduksi iPhone 4 dengan biaya material (bill of material/BOM) tidak terlalu jauh berbeda daripada iPhone generasi sebelumnya.Alhasil,iPhone 4 tetap menjadi produk menguntungkan bagi Apple. Berdasarkan analisis pembedahan yang dilakukan iSuppli, diketahui bahwa Apple memproduksi iPhone 4 bermemori 16 GB dengan BOM USD187,51 per unit. Sebagai perbandingan,Apple diketahui memproduksi iPhone 3G S yang dirilis perdana pada 2009 dengan BOM USD170,80 per unit. Komparasi yang lain, Apple memproduksi iPhone 3G versi 2008, dengan BOM USD166,31 per unit. Sementara iPhone generasi pertama yang dirilis perdana pada 2007, memiliki BOM USD217,73.
Dengan iPhone 4, Apple kembali membuktikan kelihaiannya dalam meramu komponen elektronik menjadi produk berbiaya produksi rendah namun lebih kaya fitur. Dengan strategi itu, Apple mampu menangguk keuntungan sangat besar dari produk-produknya karena produk-produk Apple dipasarkan dengan biaya premium, berkat superioritas desain dan user interface (UI) yang disuguhkannya.
Seperti dengan iPad, Apple mampu menyajikan terobosan baru dalam desain industri elektronik konsumsi dan integrasi komponen serta keunikan UI, yang luar biasa intuitif, ujar Principal Analyst Teardown Services iSuppli Corp Kevin Keller. iSuppli menjelaskan, Apple mampu mendapatkan keuntungan sekitar 50% dari harga produkproduk seperti iPhone. iSuppli menilai, keuntungan itu besar sekali karena para pesaing Apple rata-rata hanya mampu mengais laba 20% dari produk-produk sekelas iPhone.
Berdasarkan temuan iSuppli, Apple sesungguhnya menggunakan komponen hardwarekelas menengah dalam membangun produk- produknya. Meski begitu, Apple mampu menjual produk-produk tersebut dengan harga tinggi karena Apple menyuguhkan desain dan arsitektur yang atraktif sekaligus fungsional. iSuppli menilai, komposisi iPhone sesungguhnya tidak jauh berbeda daripada 1,1 miliar unit ponsel lain yang terjual di dunia pada 2009, yaitu chip seluler, chip memori, serta power amplifier. Namun, iPhone menjadi istimewa karena Apple mampu menyajikan kombinasi seimbang antara kemudahan pengoperasian, kenyamanan penggunaan, dan keragaman konten.
Dengan modal tunai sebesar itu, iSuppli mengungkapkan, Apple pun menjadi semakin dominan di pasar elektronik konsumsi dan teknologi informasi. Jika Apple berniat, iSuppli menegaskan, Apple sesungguhnya bisa membeli separuh saham Nokia Corp, atau seluruh saham Motorola Inc untuk mengendalikan perusahaan-perusahaan itu, apabila Apple merasa terancam. ”Di pasar saham, nilai Apple pada saat ini hanya kalah dari Exxon Mobil Corp.
Padahal, Exxon adalah perusahaan minyak dan gas. Jadi, produk-produk Apple saat ini memiliki peran hampir sama penting dengan minyak dan gas,”tutur Mather. Selain karena kejelian dalam memberikan nilai tambah pada masing-masing produknya, Apple juga mampu mengeruk keuntungan besar karena Apple memiliki strategi pemasaran yang baik. iSuppli memberikan contoh berupa kasus iPhone. Di pasar smartphone, Apple memang hanya mengandalkan iPhone dan Apple pun hanya merilis satu varian baru iPhone pada setiap tahun.
Varian-varian baru iPhone tersebut dibidikkan ke konsumen kelas atas karena dijual dengan harga tinggi. Dengan iPhone terbaru, Apple mampu menangguk laba cukup besar. Namun saat iPhone terbaru menyerbu pasar, Apple tidak menghentikan produksi iPhone generasi sebelumnya. Sebab, Apple masih menjual iPhone lama, tetapi dengan harga jauh lebih murah dari pada iPhone generasi terbaru. Dengan iPhone lama, Apple mampu melayani konsumen kelas menengah, sekaligus memperbesar pangsa di pasar smartphoneglobal.
Menurut informasi yang diterima Blogger Indonesia bahwa kendati Apple memangkas besar-besaran harga iPhone lama, iSuppli menegaskan, Apple tidak akan rugi karena harga komponen iPhone lama itu sudah turun tajam dibandingkan harga pada saat Apple merilis perdana iPhone tersebut. Strategi Apple ini unik sekaligus ampuh. Dengan hanya memasarkan dua model iPhone pada setiap tahun, yaitu iPhone terbaru dan iPhone generasi sebelumnya, Apple mampu merangkul lebih banyak konsumen sekaligus mempertahankan profitabilitas.
Dengan iPhone 4, Apple kembali membuktikan kelihaiannya dalam meramu komponen elektronik menjadi produk berbiaya produksi rendah namun lebih kaya fitur. Dengan strategi itu, Apple mampu menangguk keuntungan sangat besar dari produk-produknya karena produk-produk Apple dipasarkan dengan biaya premium, berkat superioritas desain dan user interface (UI) yang disuguhkannya.
Seperti dengan iPad, Apple mampu menyajikan terobosan baru dalam desain industri elektronik konsumsi dan integrasi komponen serta keunikan UI, yang luar biasa intuitif, ujar Principal Analyst Teardown Services iSuppli Corp Kevin Keller. iSuppli menjelaskan, Apple mampu mendapatkan keuntungan sekitar 50% dari harga produkproduk seperti iPhone. iSuppli menilai, keuntungan itu besar sekali karena para pesaing Apple rata-rata hanya mampu mengais laba 20% dari produk-produk sekelas iPhone.
Berdasarkan temuan iSuppli, Apple sesungguhnya menggunakan komponen hardwarekelas menengah dalam membangun produk- produknya. Meski begitu, Apple mampu menjual produk-produk tersebut dengan harga tinggi karena Apple menyuguhkan desain dan arsitektur yang atraktif sekaligus fungsional. iSuppli menilai, komposisi iPhone sesungguhnya tidak jauh berbeda daripada 1,1 miliar unit ponsel lain yang terjual di dunia pada 2009, yaitu chip seluler, chip memori, serta power amplifier. Namun, iPhone menjadi istimewa karena Apple mampu menyajikan kombinasi seimbang antara kemudahan pengoperasian, kenyamanan penggunaan, dan keragaman konten.
Dengan peluncuran iPhone 4, Apple semakin menegaskan kepiawaiannya dalam membangun hardware bernilai tambah. Seperti produk-produk Apple yang lain, iPhone 4 adalah produk yang sangat menguntungkan bagi Apple, ujar Principal Analyst Wireless Research iSuppli Corp Steve Mather. Karena produk-produknya sangat menguntungkan, iSuppli menegaskan, tidak mengherankan jika Apple kini memiliki kapitalisasi sekitar USD234 miliar, alias jauh lebih besar dari pada Microsoft Corp, yang hanya berkisar USD219 miliar. Lebih dari itu, iSuppli mengungkapkan bahwa Apple juga memiliki modal tunai sekitar USD23 miliar.
Dengan modal tunai sebesar itu, iSuppli mengungkapkan, Apple pun menjadi semakin dominan di pasar elektronik konsumsi dan teknologi informasi. Jika Apple berniat, iSuppli menegaskan, Apple sesungguhnya bisa membeli separuh saham Nokia Corp, atau seluruh saham Motorola Inc untuk mengendalikan perusahaan-perusahaan itu, apabila Apple merasa terancam. ”Di pasar saham, nilai Apple pada saat ini hanya kalah dari Exxon Mobil Corp.
Padahal, Exxon adalah perusahaan minyak dan gas. Jadi, produk-produk Apple saat ini memiliki peran hampir sama penting dengan minyak dan gas,”tutur Mather. Selain karena kejelian dalam memberikan nilai tambah pada masing-masing produknya, Apple juga mampu mengeruk keuntungan besar karena Apple memiliki strategi pemasaran yang baik. iSuppli memberikan contoh berupa kasus iPhone. Di pasar smartphone, Apple memang hanya mengandalkan iPhone dan Apple pun hanya merilis satu varian baru iPhone pada setiap tahun.
Varian-varian baru iPhone tersebut dibidikkan ke konsumen kelas atas karena dijual dengan harga tinggi. Dengan iPhone terbaru, Apple mampu menangguk laba cukup besar. Namun saat iPhone terbaru menyerbu pasar, Apple tidak menghentikan produksi iPhone generasi sebelumnya. Sebab, Apple masih menjual iPhone lama, tetapi dengan harga jauh lebih murah dari pada iPhone generasi terbaru. Dengan iPhone lama, Apple mampu melayani konsumen kelas menengah, sekaligus memperbesar pangsa di pasar smartphoneglobal.
Menurut informasi yang diterima Blogger Indonesia bahwa kendati Apple memangkas besar-besaran harga iPhone lama, iSuppli menegaskan, Apple tidak akan rugi karena harga komponen iPhone lama itu sudah turun tajam dibandingkan harga pada saat Apple merilis perdana iPhone tersebut. Strategi Apple ini unik sekaligus ampuh. Dengan hanya memasarkan dua model iPhone pada setiap tahun, yaitu iPhone terbaru dan iPhone generasi sebelumnya, Apple mampu merangkul lebih banyak konsumen sekaligus mempertahankan profitabilitas.