Anas Urbaningrum Jadi Tumbal Korupsi
Anas Urbaningrum, tersangka korupsi proyek Hambalang, Bogor, Jawa Barat, mengaku telah dijadikan tumbal oleh sekelompok orang yang saat ini berkuasa di kursi pemerintahan. "Bukan korban, tapi tumbal. Tapi ya tidak apa-apalah itu. Tuhan yang akan balas itu," kata Anas.
Anas menegaskan tidak pernah menerima apapun termasuk mobil Toyota Harrier dari PT Adhi Karya sebagai perusahaan yang mengerjakan proyek Hambalang. "Saya disangka menerima gratifikasi Harrier dari Adhi Karya. Itu sesuatu dari dulu sampai sekarang, sampai kapan pun juga saya tidak pernah menerima gratifikasi Harrier dari Adhi Karya dalam konteks proyek Hambalang," katanya.
Anas meyakini, siapapun pemimpin yang zalim terhadap orang lain, apalagi membuat orang tersebut bersalah dan menjadi tersangka tanpa didukung dengan bukti-bukti akan mendapatkan balasan dari Tuhan. "Siapapun, dan apapun pangkatnya kalau zalim pasti akan dapat balasan dari Tuhan," tuturnya.
Seperti diketahui, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah menetapkan Andi Mallarangeng sebagai tersangka sekitar Desember 2012. Selaku Menpora, Andi diduga menyalahgunakan wewenang secara bersama-sama sehingga mengakibatkan kerugian negara. Perbuatan itu diduga dilakukan Andi bersama Kepala Biro Keuangan dan Rumah Tangga Kemenpora Deddy Kusdinar serta Teuku Bagus.
Anas menegaskan tidak pernah menerima apapun termasuk mobil Toyota Harrier dari PT Adhi Karya sebagai perusahaan yang mengerjakan proyek Hambalang. "Saya disangka menerima gratifikasi Harrier dari Adhi Karya. Itu sesuatu dari dulu sampai sekarang, sampai kapan pun juga saya tidak pernah menerima gratifikasi Harrier dari Adhi Karya dalam konteks proyek Hambalang," katanya.
Seperti diketahui, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah menetapkan Andi Mallarangeng sebagai tersangka sekitar Desember 2012. Selaku Menpora, Andi diduga menyalahgunakan wewenang secara bersama-sama sehingga mengakibatkan kerugian negara. Perbuatan itu diduga dilakukan Andi bersama Kepala Biro Keuangan dan Rumah Tangga Kemenpora Deddy Kusdinar serta Teuku Bagus.
