Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Festival Museum Nusantara

Apakah anda pernah melihat sebuah keris? Mungkin bagi masyarakat khususnya Jawa Tengah, benda pusaka berupa keris tidak asing lagi bagi mereka. Pusaka keris adalah pusaka khas dari Jawa Tengah, pusaka tersebut pernah digunakan oleh salah satu pahlawan kita yang cukup terkenal di negara kita ini, siapakah dia? Ya, Pangeran Diponegoro yang menggunakan senjata andalannya berupa pusaka keris untuk melawan para penjajah Belanda di jaman dahulu. Kita sebagai bangsa Indonesia wajib mengingat jasa para pahlawan yang telah berjuang mempertahankan bangsa Indonesia ini dari tangan para penjajah.

Festival Museum NusantaraSalah satu caranya ngingat para pahlawan yang telah berjuang melawan penjajah yaitu dengan cara berkunjung ke Museum. Sambil bertamasya kita kenali bangsa dengan mengunjungi museum-museum di Taman Mini Indonesia Indah. Di dalam Taman Mini Indonesia Indah ada 17 Museum yang bisa kita kunjungi. Dan kali ini saya akan membahas salah satu Museum yang berada di Taman Mini Indonesia Indah yaitu Museum Pusaka. Kenapa saya ingin membahas Museum Pusaka? Karena saya berasal dari Jawa Tengah, dan kota tersebut terkenal dengan senjata tradisionalnya yaitu keris. Kebetulan di atas bangunan Museum Pusaka ada lambang keris yang berdiri kokoh, oleh karena itulah saya menyukai Museum Pusaka tersebut, dan saya akan mengulasnya pada artikel kali ini untuk mengikuti Kontes Seo Festival Museum Nusantara.

Agar kita lebih jauh mengetahui tentang Museum Pusaka, saya akan mengutip artikel tentang Museum Pusaka, berikut kutipannya: Museum Pusaka berada di jalur selatan diantara Museum Keprajuritan Indonesia dan Museum Serangga. Museum ini bertujuan melestarikan, merawat, mengumpulkan, serta menginformasikan benda-benda budaya berupa senjata tradisional kepada generasi penerus agar meras bangga terhadap bangsanya dan dapat dimanfaatkan bagi yang ingin melakukan studi dan penelitian mengenai senjata.

Pada awalnya koleksi museum merupakan koleksi pribadi Mas Agung, kemidian dihibahkan oleh Sri Lestari Mas Agung kepada ibu Tien Soeharto selaku ketua yayasan Harapan Kita. Setelah ditambah dengan pembelian, Museum Pusaka memiliki koleksi senjata tradisional paling lengkap, mewakili 26 provinsi di Indonesia.

Museum dengan dua lantai seluas 1.535 m² di atas lahan 3.800 m² ini memiliki beberapa ruang sebagai sarana dan pendukung, yakni ruang pameran, ruang bursa, dan ruang cendera mata.

Selain memeragakan benda-benda koleksi senjata seluruh nusantara, ruang pameran juga menginformasikan berbagai hal mengenai pusaka, misalnya rincian pusaka, ragam bentuk pusaka, zaman pembuatan pusaka, ragam hias bilah pusaka, berbagai pusaka khas daerah, pusaka dari zaman ke zaman, dan pusaka hasil temuan. Jenis-jenis kayu untuk membuat pusaka serta ruang basalen (tempat kerja empu pembuat keris) dan peralatannya melengkapi pameran.

Keris Nagasasra Sabuk Inten zaman Mataram, kujang zaman Pajajaran, keris Singa Barong tinatah mas, karih dari sumatera, belati zaman kerajaan Mataram, kudi zaman kerajaan Tuban, pedang zaman Hamengku Buwono IX dan keris Naga Tapa dari Yogyakarta di pajang sebagai benda-benda pusaka unggulan karena langka dan melegenda.

Selain pameran tetap, museum juga melakukan pameran berkala baik di dalam maupun bekerja sama dengan pihak luar. Kegiatan lain yang ditawarkan kepada umum adalah penjamasan pusaka, konsultasi pusaka, dan bursa pusaka bagi yang berminat mengoleksi benda-benda pusaka.

Kontes Seo Festival Museum Nusantara mengajak kita semua untuk kenali bangsa dengan mengunjungi museum-museum di Taman Mini Indonesi Indah. Sudahkah anda berkunjung ke salah satu museum yang ada di Taman Mini Indonesia Indah? Kalau belum silahkan berkunjung sekalian bertamasya, hehehe...

Dari artikel di atas mungkin ada yang bertanya apakah ada museum lainnya jika kita ingin menikmati pusaka keris? Dari hasil pencarian saya di google, ternyata ada museum yang mengoleksi banyak sekali keris, museum tersebut bernama Museum Sunobudoyo. Keris-keris tersebut berasal dari seluruh penjuru nusantara yang berjumlah sekitar 1200 keris. Waow... banyak sekali bukan? Dan sebagian besar merupakan sumbangan dari Java Institut. Bagi pencinta keris, hal tersebut akan mengobati kekecewaan anda, karena Kraton Yogyakarta yang menyimpan keris-keris pusaka hingga kini tidak memperbolehkan pengunjung untuk menikmati koleksinya, di Museum Sunobudoyo terdapat berbagi macam keris yang bisa anda nikmati.

Museum Sunobudoyo berada di sebrang alun-alun utara Yogyakarta, menurut informasi yang saya dapatkan, harga tiket masuknya sebesar Rp 3.000. Dan jika ingin melihat berbagai macam koleksi keris, saat ini prosedurnya lumayan sulit, karena harus meminta ijin pada pemimpin museum. Mengapa demikian? Karena banyak koleksi keris yang masih disimpan diruang koleksi atau belum ditampilkan untuk umum.

Jika anda berkunjung ke Museum Sunobudoyo, pasti anda akan ingat Kontes Seo Festival Museum Nusantara yang saat ini sedang berlangsung dan akan berakhir pada tanggal 31 maret 2010 nanti. Benda pertama yang akan anda jumpai jika anda masuk museum tersebut adalah Wesi Budha, Apa itu? Wesi Bhuda merupakan bahan baku pembuatan keris yang digunakan sekitar tahun 700 Masehi atau di jaman kejayaan Mataram Hindu. Wesi Budha bisa dilihat di ruang tengah yang menyimpan sejumlah koleksi dari kerajaan peradaban Budh di Indonesia. Bersama Wesi Budha juga tersimpan beragam peralatan rumah tangga, persenjataan dan kerajinan dari masa yang sama.

Lebih masuk kedalam lagi, anda bisa melihat beberapa koleksi keris, meskipun dalam jumlah yang relatif terbatas. Keris yang di pasang merupakan keris lurus, keris luk (secara sederhana merupakan tonjolan yang ada disisi kanan dari kiri keris). Beberapa keris luk diantaranya ada keris luk 7, keris luk 11, dan keris luk 13. Pada dasarnya keris yang tersimpan di ruang pameran yang bisa dilihat oleh umum merupakan keris dari Jawa. Bersama koleksi keris tersebut, di simpan juga kain batik dengan beragam motif. Dan menurut informasi dari Mbah Gendeng yang pernah berkunjung ke museum tersebut, koleksi kain batik di museum tersebut bagus-bagus dan beraneka ragam coraknya.

Koleksi keris yang lebih lengkap bisa dilihat di ruang koleksi yang berada di belakang ruang perpustakaan museum. Ruang koleksi juga menyimpan koleksi aksesoris seperti pendok dari Yogyakarta dan Solo, selain itu ada juga tangkai keris. Koleksi keris di museum tersebut kebanyakan berasal dari luar Yogyakarta, hal tersebut konon ada larangan untuk mengoleksi keris yogyakarta melebihi koleksi kraton.

Pamor yang dikeluarkan dari keris tersebut beraneka ragam, seperti beras wutah (pamor yang tak sengaja muncul karena penempaan, berupa pusar yang menyambung), sekar keris (berbentuk bunga pakis) dan sebagainya. Koleksi pusaka lainnya dari luar Jawa yang disimpan antara lain ada rencong khas Aceh, mandau dari kalimantan, keris-keris Madura dan Bali, serta keris dari Sulawesi. Para empu tidak sembarangan dalam membuat keris pusaka, biasanya mereka berpuasa terlebih dahulu dan ada juga yang bersemedi dengan waktu yang cukup lama sebelum membuat pusaka keris tersebut. Perlu kerja keras dalam membuat keris tersebut, kerja keras adalah energi kita untuk membuat keris yang berkualitas dan ampuh tentunya.

Pada ruang koleksi di museum tersebut, anda juga bisa melihat beragam tangkai keris tua yang di desain menarik tentunya. Contoh tangkai keris yang berbentuk menarik seperti kepala manusia, manusia utuh, ular naga, singa dan sebagainya. Terdapat juga sebuah pendok yang jumlahnya ratusan, yang terbagi dalam dua gaya yaitu yogyakarta dan solo. Tak seperti tangkai keris yang memiliki beragam desain, pendok keris memiliki bentuk yang relatif seragam.

Kontes Seo Festival Museum Nusantara membuat saya jadi berkeinginan untuk bertamasya keseluruh museum yang ada di Taman Mini Indonesia Indah, selama ini saya belum pernah berkunjung ke museum tersebut mengingat jaraknya yang cukup jauh dari tempat tinggal saya dan keterbatasan biaya perjalanan yang memerlukan ongkos yang tidak sedikit tentunya.